Menjadi Optimis Dengan Kisah Ini


Ada sebuah lubang yang dalam di tengah hutan. Siang itu seorang petani berjalan disekitar lubang lalu menghampirinya, ia melihat bungkusan kecil di dasar lubang itu dan penasaran akan isinya. Namun ketika ia menjulurkan tangannya, peti itu tidak terjangkau olehnya. "Ah lubangnya terlalu dalam, paling itu juga sampah", ia pun berlalu.

Tidak lama ada seorang pemburu yang juga tertarik dengan peti itu, ia menjulurkan tangannya "Terlalu dalam nih, kalau aku melompat ke dalam, nanti tidak bisa naik lagi", dan pemburu pun berlalu.

Matahari mulai tenggelam, seorang pengembara melalui lubang itu. Sama seperti perani dan pemburu, ia penasaran akan isi bungkusan tersebut. Ia pun menjulurkan tangannya, "Wah tanganku yang kurang panjang", ia pun mengambil sebuah ranting, dan berhasil mengambil bungkusan kecil yang kosong itu. Tidak lama kemudian Sang Raja keluar dari persembunyiannya, ternyata Sang Raja sedang mencari penasehat kerajaan. Pengembara itu pun terpilih.

Kisah sederhana di atas menggambarkan kebiasaan yang pada umumnya kita lakukan. Kita seringkali berfokus pada kesulitan tantangan yang sedang kita hadapi, seperti petani dan pemburu yang hanya menyadari lubang itu dalam. Cobalah lihat dari sudut pandang pengembara itu yang menyadari bahwa tangannya kurang panjang, dalam artian kita menyadari bahwa kita masih harus belajar, dan tantangan itu tidak mengganggunya, justru membuatnya mencari solusi terbaik.
Menjadi Optimis Dengan Kisah Ini via @Kutipan_AndaTweet this!

No comments:

Post a Comment