Kekuatan Sebuah Perkataan


Joyce Meyer, penulis dan pembicara televisi, suatu saat bersama suaminya, Smith, mengunjungi restoran favorit mereka.

Setelah memesan menu, seorang pelayan membawa baki berisi pesanan mereka.

Tanpa disengaja baki itu tumpah dan isinya menimpa Smith yang saat itu mengenakan jas kesukaannya.

Smith yg terkena tumpahan itu tersenyum sambil berkata, "Tidak apa-apa, semuanya baik-baik saja." Joyce turut membantu dan membereskan makanan dan minuman yg berceceran di lantai dan di tubuh Smith sambil tetap bersikap ramah. Bukan hanya itu, mereka berdua menemui pemilik restoran, meminta agar ia tidak memecat karyawan yg baru saja bertindak ceroboh itu.
Melihat tanggapan Joyce dan suaminya, pelayan itu membungkuk untuk meminta maaf. Saya baru bekerja disini. Saya gugup dan merasa seperti bermimpi ketika bertemu langsung dengan Ibu. Saya selalu mengikuti pembicaraan Ibu di televisi setiap hari."

Ya..., kira-kira apa yg akan terjadi seandainya Joyce dan suaminya bersikap sebaliknya? Tak ayal semua pembicaraannya yg didengar pelayan itu melalui televisi akan menjadi sia-sia. Dan, pelayan itu akan mengingat Joyce sebagai seorang pembicara yg munafik.

Kadang-kadang Allah menguji integritas dan bobot perkataan kita melalui peristiwa yg tidak disangka-sangka. Tanggapan kita terhadap peristiwa itu menunjukkan kualitas KARAKTER kita yg sesungguhnya. Karena itu, hendaklah kita melakukan segala sesuatu dengan mata yg tertuju kepada Allah. Kiranya kita tidak terpeleset ke dalam sikap yg memalukan.

"Sikap dan perilaku kita adalah ilustrasi yang paling efektif, Dan menjadi bukti dari apa yg pikirkan dan katakan..."
Kekuatan Sebuah Perkataan via @Kutipan_AndaTweet this!

No comments:

Post a Comment