Marah Jika Tidak Diberi Tumpangan


Dulu waktu SMA, saya biasa memberikan teman tumpangan tiap hari ke sekolah karena memang rumah kita berdekatan. Walaupun itu memakai motor dan bensin saya, saya memang senang jika memang bareng pergi ke sekolah. 

Pada awalnya, dia selalu bilang terima kasih dan kadangpun membawakan saya sesuatu (mungkin merasa tidak enak karena membebani saya). Tetapi setelah berbulan-bulan saya beri tumpangan, diapun berubah. Terima kasih seakan-akan susah diucapkan dan yang paling mengagetkan ketika pada saat motor saya rusak dan tidak bisa memberikan tumpangan, teman saya itu pun marah pada saya karena dia harus naik angkot ke sekolah. Saya kaget. Seakan-akan memang tugas saya menjemputnya. Kita sempat tidak berkomunikasi selama beberapa pekan karena hal itu. 

Hal itu membuat saya sadar bahwa seseorang yang biasa diberikan sesuatu yang bahkan bukan haknya, akan terbiasa harus menerima itu. 

Dan di samping itu, kitapun harus belajar untuk terus mensyukuri apa yg kita dapatkan, walaupun hal itu sepertinya kecil dan bahkan sudah tiap hari kita dapatkan. Hal sesederhana nafas kita, kesehatan kita, kerjaan kita, dsb.

Akhir cerita, saya dan temen akhirnya sadar bahwa kita sama-sama terlalu kekanak-kanakan dan sekarang saya yang suka suruh dia menjemput saya sehabis kerja :)
Marah Jika Tidak Diberi Tumpangan via @Kutipan_AndaTweet this!

No comments:

Post a Comment